Saat masih kecil saya suka bermain magnet. Ketika ada barang elektronik yang rusak, saya dengan adik saya akan mengambil magnetnya. Kemudian menggunakan magnet tersebut untuk menarik benda-benda lain seperti besi-besi kecil, kancing peniti, bahkan magnet lainnya.
Terkadang kami juga memecahkan magnet yang kami temukan menjadi beberapa bagian.
Dan kami terkagum-kagum ketika bagian magnet itu bisa saling 'tarik-menarik' dan saling 'tolak-menolak'.
Setelah dijelaskan di bangku sekolah, kami pun mengerti bahwa magnet memiliki 2 kutub, yaitu utara dan selatan. Kutub yang berbeda akan menghasilkan daya tarik namun berbeda halnya dengan kutub yang sama menghasilkan daya tolak.
Setelah selesai babak pendidikan, saya pun memasuki babak kehidupan yang baru. Masuk dunia kerja/organisasi.
Disini saya menyadari bahwa kita pun memiliki magnet-magnet kehidupan dengan 2 kutub yakni kelebihan dan kekurangan.
Ketika kita menyatukan kekurangan kita dengan kelebihan orang lain atau sebaliknya menutupi kekurangan yang lain dengan kelebihan kita maka kehidupan pun menjadi seimbang.
Namun jika kita sama-sama saling memojokkan kekurangan maka kita tidak bisa maju ke depan. Atau ketika kita hanya membanggakan kelebihan masing-masing tanpa peduli pengorbanan anggota lainnya dalam team, hal ini akan menimbulkan gesekan atau perpecahan dalam team.
Alangkah indahnya ketika kita bisa saling menutupi kekurangan dan sama-sama belajar untuk menjadi lebih baik.
Selamat menjadi magnet yang menarik dan menyatukan.
Medan, 29 Januari 2019
🖋️Junita Sari Br Surbakti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar